Prosentase penyebab
tertinggi Penurunan kinerja perusahaan adalah disebabkan oleh motivasi kerja (work
motivation) para karyawan sangat rendah atau tidak punya semangat sama
sekali dan ditambah lagi dengan kemampuan memimpin (leadership) para
pimpinan unit kerja yang sangat pas-pasan, Hal ini mengakibatkan tidak
terbangunnya suasana kerja yang kondusif, menyenangkan, saling pengertian dan
saling menghargai serta mengerti tugas dan tanggung jawab yang harus diemban.
Keterlibatan
karyawan (involvement of people)
dalam bentang kegiatan organisasi perusahaan suatu hal yang sangatlah dominan
dalam harapan untuk menghasilkan kinerja yang dapat memberikan kontribusi
signifikan kepada perusahaan. Faktor keterlibatan manusia ini menjadi sangat penting untuk terus menerus
dikelola.
Adalah tugas
penting dan wajib bagi seorang pemimpin dalam berbagai strata untuk
mengembangkan dirinya sendiri untuk dapat terus tumbuh maju dan berkembang dan
kemudian berjuang untuk mengimbaskan prilaku berjuang untuk kemajuan dan perkembangan
tersebut terhadap seluruh bawahan yang dipimpinnya. Sebagaimana difahami dari
sebuah adagium bahwa seseorang tidak akan dapat memberikan sesuatu yang
sejatinya tidak dimilikinya. Demikian pula halnya, seorang pemimpin yang tidak
memiliki motivasi untuk maju dan tumbuh berkembang, tidak dapat menularkan atau
memberikan motivasi untuk maju dan berkembang kepada orang-orang yang
dipimpinnya. Alhasil, seorang pemimpin akan mampu mengembangkan bawahannya
dengan memulainya dari dirinya sendiri, sehingga dengan demikian perusahaan
akan memiliki key personel yang siap untuk menyongsong tantangan persaingan
global yang tergambarkan dibawah ini.
Adalah fakta bahwa
sampai saat ini, bangsa Indonesia masih mengalami banyak tantangan dan hambatan
untuk menjadi bangsa yang besar dalam makna kualitas, bangsa yang maju,
berwibawa dan profesional dengan index prestasi yang paling tidak sejajar
dengan bangsa-bangsa “bergengsi” di Asia. Hambatan terbesar itu (menurut banyak
survey), masih sekitar rendahnya motivasi (alias “low batt” untuk HP), sehingga menyulitkan bangsa ini untuk
bersaing dikancah “pertarungan” Internasional.
Dalam ruang lingkup
yang lebih mikro lagi bahwa organisasi perusahaan mengalami hal yang sama,
yaitu motivasi kerja (work motivation) yang “up
and down” yang terus menerus harus mendapatkan “pompaan” yang metodenya
harus terus berkembang sesuai dengan tingkat pengaruh lingkungan yang mewarnai
keseharian para pekerja dalam berbagai strata.
Bagi organisasi
perusahaan atau lembaga pemerintah, pemahaman terhadap ungkapan dibawah ini
adalah penting:
“Human Resource is
the most valuable asset of any business or organization. It is more valuable
than capital or equipment. If the company fail to develop their Quality of
people, they will be the most wasted
and resources of any problems within your company / institution”
“Sumber
daya manusia adalah asset yang paling berharga dari suatu bisnis atau
organisasi, dia lebih berharga dari modal dan peralatan. Jika
perusahaan/organisasi gagal mengembangkan kualitas SDM mereka, maka mereka akan
menjadi sumber pemborosan dan sumber segala masalah bagi perusahaan/lembaga”
(You
Can Win: SHIV KHERA 1998)
Adalah sumber daya manusia
atau “human power” yang harus menjadi
fokus utama dan yang mestinya didahulukan (dalam konsep ”first thing first” ) agar setiap organisasi dapat meraih apa yang
menjadi harapan yang telah dituangkan dalam “Commitment
Paper” yang berisi target dan janji-janji pencapaian performa perusahaan
yang telah ditandatangani oleh segenap pimpinan dan didukung oleh seluruh level
dalam organisasi.
Upaya membangun manusia,
yang dalam prinsip Konosuke Matsushita dalam “People Before Product” , adalah suatu tugas organisasi perusahaan
yang tiada boleh pernah berhenti karena “manusia” adalah makhluk berbudaya dan
selalu berkembang sesuai dengan berkembangnya zaman, sehingga tuntutan mereka
berkembang, prilaku bergeser, harapan meningkat dan keinginan untuk memenuhi
seluruh level kebutuhan, mulai dari kebutuhan perut dan bawah perut sampai pada
kebutuhan aktualisasi yang dirancang oleh Prof. DR. Maslow dalam piramida
kebutuhannya, adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.
The seven principles of A Business
Ethos & A Management Ethic, Konosuke Matsushita, menggambarkan bahwa spirit yang dibangun dalam suatu
organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Spirit
of service through industry
2.
Spirit
of fairness
3.
Spirit
of harmony and cooperation
4.
Spirit
for progress
5.
Spirit
of courtesy and humility
6.
Spirit
of accord with natural laws
7.
Spirit
of gratitude
Dengan demikian, bagaimana
cara mempertahankan motivasi kerja seluruh jajaran organisasi perusahaan
menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pimpinan perusahaan, pemerintah maupun
lembaga konsultan motivasi. Tugas tersebut tidak hanya sekadar tugas bisnis
semata namun lebih kepada tanggung jawab moral untuk membangun manusia unggul
dengan kualitas yang sejajar dengan standar kompetensi yang berlaku secara
internasional.